To Be Intelectual Emotional and Spiritual Integrity

Sebuah Impian untuk mambangun lembaga pendidikan yang mampu mensinergikan antara potensi atau kecerdasan intelaktual, emosi dan spiritual yang pada akhirnya akan terbangun umat yang terbaik (khairu ummah)

Minggu, 12 Juni 2011

Implikasi Shalat Tahajud terhadap Kesehatan Mental

Oleh Dika Setiawan

A. Pendahuluan

di zaman sekarang ini banyak terjadi kegelisahan-kegelisahan atau mental patologis yang terjadi pada diri manusia. tidak heran jika sementara orang menyebut zaman ini sebagai the age of anxiety and restlessness (zaman kecemasan dan kegelisahan). indikatornya pun banyak kita jumpai dengan banyaknya gejala seperti perasaan was-was, pesimis, pikiran tidak tenang, dan banyaknya terjadi kerusuhan dimana-mana dan lain sebagainya. mental yang tidak sehat seprti ini dapat menjadikan hidup menjadi kurang bermakna (meanningless), walau kebutuhan materinya sudah terpenuhi tapi seolah ada yang masih kurang dan kurang, hal yang seperti ini bisa menjadikan orang tidak bisa menikmati kehidupan.

ada banyak cara yang dilakukan oleh beberapa psikolog atau psikiater untuk mengatasi pasien yang berpenyakit mental seperti ini, mulai dari melakukan metode meditasi, olahraga, auto sugesti dan melakukan sesuatu dengan bersama-sama, latihan relaksasi terapi tingkahlaku dan sebagainya. mereka yang mengalami kehampaan hidup biasanya mereka berkeluh kesah bahwa mereka serba bosan, hampa dan penuh keputusasaan. mereka kehilangan minat dan inisiatif serat merasakan bahwa hidup mereka tidak berarti.

dari beberapa hal yang telah penulis kemukakan diatas, penulis tertarik untuk mengembangkan sebuah metode untuk mengobati penyakit mental ini, dengan terapi shalat tahajud. yang pada intinya penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mengetahui apakah shalat tahajud ada manfaatnya atau tidak, jika ada dilaksanakan dan jika tidak ada tidak dilaksanakan. inti dari sebuah syariat adalah bukan untuk di uji apakah syariat itu memberikan kemanfatan kepada yang melakukanya atau tidak, tapi untuk di jalankan dengan penuh keyakinan kalaupun ada hikmah atau kemanfaatan itu merupakan bagian dari disyariatkannya amalan itu. bukan berlandaskan pada kemanfaatnya tapi pada keimanannya.

B. Pembahasan

1. Landasan

dalam melakukan penelitian ini penulis berlandaskan pada beberapa firman Allah dalam Al Qur’an dan Sunnah shahihah, yang diantaranya yaitu:

tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% ̍ø.ÉÎ/ «!$# 3 Ÿwr& ̍ò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentera”(Q.S.Ar Rad:28)

ÉOè% Ÿ@ø©9$# žwÎ) WxÎ=s% ÇËÈ ÿ¼çmxÿóÁÏoR Írr& óÈà)R$# çm÷ZÏB ¸xÎ=s% ÇÌÈ ÷rr& ÷ŠÎ Ïmøn=tã È@Ïo?uur tb#uäöà)ø9$# ¸xÏ?ös? ÇÍÈ $¯RÎ) Å+ù=ãZy šøn=tã Zwöqs% ¸xÉ)rO ÇÎÈ ¨bÎ) spy¥Ï©$tR È@ø©9$# }Ïd x©r& $\«ôÛur ãPuqø%r&ur ¸xÏ% ÇÏÈ ¨bÎ) y7s9 Îû Í$pk¨]9$# $[sö7y WxƒÈqsÛ ÇÐÈ

bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).(Q.S.Al Muzzamil: 2-7)

z`ÏBur È@ø©9$# ô¤fygtFsù ¾ÏmÎ/ \'s#Ïù$tR y7©9 #Ó|¤tã br& y7sWyèö7tƒ y7/u $YB$s)tB #YŠqßJøt¤C ÇÐÒÈ

“dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.”(Q.S Al Isra: 79)

Hadis Nabi

“shalat tahajud dapat menghapus dosa , mendatangkan ketenangan dan menghindarkan penyakit”(HR Turmudzi)

2. Kerangka teoritik

a. Kesehatan mental

Berbicara tentang mental yang sehat menurut Zakiah Daradjat (selanjutnya disebut Zakiah) paling tidak ada empat batasan tentang kesehatan mental. Konsep pertama menurut Zakiah mengatakan bahwa, "Kesehatan mental adalah terhindamya orang dari gejala-gejala gangguan Jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakitjiwa (psychose)".Dalam konsep kedua, dikatakan bahwa, "Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup". Jika diamati lebih jauh konsep kedua ini lebih luas dan bersifat umum, karena dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan. Kesanggupan untukmenyesuaikan diri akan membawa orang kepada kemkmatan hidup dan terhindar dari kecemasan, kegelisahan dan ketidakpuasan. Di samping itu, seseorang penuh semangat dalam menghadapi hidup untuk mencapai kebahagiaan.

Di samping dua konsep kesehatan mental di atas, menurut Zakiah ada lagi konsep ketiga yang disebut dengan pola pengembangan potensi secara maksimal. Dalam hal ini ia menjelaskan:

Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan din dan orang lain, serta terhitidar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa

Konsep ini mendorong orang untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada- Bakat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, akan membawa kepada kegelisahan dan pertentangan batin. Dalam bergaul dengan orang atau keluarganya akan terlihat kaku dan mungkin sekati tidak; akan inemperhatikan orang, karena ia merasa mendenta, sedih, marah kepada dirinya dan orang lain.

Konsep yang ketiga ini lebih menekankan pada pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri. Dalam konsep yang keempat dikemukakan bahwa:

Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya .

Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu sama lain, sehingga terdapat keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).

Empat konsep tentang kesehatan jiwa di atas, disempumakan oleh Zakiah dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar untuk Kesehatan Jiwa di 1AIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1984. Dia menyempumakan bahwa kesehatan mental adalah:

Terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antarafungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat

Konsep ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia

b. Shalat tahajud

Shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan pada saat seseorang setelah bangun dari tidurnya pada malam hari setelah shalat isya. dilakukan dengan penuh keimanan dan keistiqomahan dengan mengharapkan ridha dari Allah SWT. adapun jumlah raka’atnya adalah 11 dengan pelaksananan 2-2-2-2-2-1. dua rakat-dua raka’at shalat tahajud dan satu rakaat shalat witir.

3. Implikasi shalat tahajud terhadap kesehatan mental

Telah dijelaskan diatas bahwa bagi orang Islam menyakini dengan sepenuh hati bahwa kenyamanan dan ketentraman dalam hidup hanya bisa diraih jika ber-Dzikrullah, mengingat Allah, salah satu dzikrullah yang dilakukan yaitu dengan melakukan shalat, baik shalat wajib maupun sunnah (rawatib, tahajud, dhuha dan lain-lain). shalat tahajud yang dilakukan dengan cara rutin (istiqomah) dan dilakukan dengan penuh keikhlasan serta kekhusu’an akan memberikan ketentraman dan ketenangan pada jiwa. memulai hari dengan awal yang baik akan memberikan dampak yang baik pula terhadap aktifitas-aktifitas selanjutnya dan rasa malas yang biasa hinggap melilit perasaan kita dengan sendirinya menjadi pudar dan kita menjalani aktifitasnya dengan penuh semangat. dipilihnya shalat tahajud karena pada shalat tahajud ini biasanya waktu pelaksanaanya dilakuakan pada malam hari dimana susananya mendukung kita untuk bisa lebih khusyu, karena kesunyian dan ketenangan yang terjadi pada malam itu, seperti yang telah dijelaskan oleh Allah dalam Q.S Al Muzzamil diatas.

ada tiga aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat tahajud, yang dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan mental atau mengobati mental yang sakit. yaitu yang pertama, aspek olah raga. shalat adalah proses yang menuntut suatu aktifitas fisik. kontraksi otot, tekanan dan ‘massage’ pada bagian otot-otot tertentu dalam pelaksanaan shalat merupakan suatu proses relaksasi. kedua, auto sugesti. bacaan dalam melaksanakan shalat adalah ucapan yang panjatkan kepada Allah. disamping berisi pujian pada Allah juga berisikan do’a dan permohonan pada Allahagar selamat di dunia dan akhirat. ditinjau dari teori hipnotis pengucapan kata-kata itu berisikan suatu proses auto sugesti. mengatakan hal-hal yang baik terhadap diri sendiri adalah mensugesti diri sendiri agar memiliki sifat yang baik tersebut. ketiga, aspek meditasi. shalat adalah proses menuntut kosentrasi yang dalam, dan hal ini biasanya tidak bisa muncul pada shalat-shalat selain shalat tahajud. setiap muslim dituntut untuk melakukan shalat dengan khusyu.

penelitian yang pernah dilakukan oleh Moh Sholeh, terhadap shalat tahajud untuk terapi kesehatan mengemukakan bahwasanya timbulnya penyakit fisik karena dipengaruhi oleh penyakit mental atau kurang sehatnya mental dari sesorang tersebut. semakain orang sering merasa cemas, sering setres akan dapat menyebabkan rentanya terhadap infeksi, mempercepat perkembangan sel kanker dan meningkatkan metastasis. begitu juga sebaliaknya ketenangan akan meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena serangan jantung dan meningkatkan usia harapan.

dikaitkan dengan peserta didik untuk menghadapai UN, maka akan sangat dibutuhkan rasa ketenangan yang harus dimiliki oleh peserta didik agar bisa berhasil menghadapi UN, dan ketenangan itu akan bisa diperoleh dengan melakukan shalat tahajud dengan rutin dan penuh kekhusyuan.

C. Kesimpulan

dilakukanya shalat tahajud secara kontinyu, penuh keikhlasan dan kekhusyuan akan menimbulkan rasa ketenangan jiwa yang menyebabkan mental kita menjadi sehat, karena penuh optimis, selalu berpikir positif, tidak merasa cemas dan tidak mudah putus asaan. mungkin seperti itu. Walahu ‘alam

D. Referensi

Djamaludin Ancok, Prof. dan Fuat N. Suroso, Psikologi Islami, Solusi Islama atas Problem-Problem Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.

Hana Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Moh. Sholeh, Dr., Terapi Shalat Tahajud, Menyembuhkan Berbagai Penyakait, Jakarta: Penerbit Hikmah, 2006.

1 komentar: