To Be Intelectual Emotional and Spiritual Integrity

Sebuah Impian untuk mambangun lembaga pendidikan yang mampu mensinergikan antara potensi atau kecerdasan intelaktual, emosi dan spiritual yang pada akhirnya akan terbangun umat yang terbaik (khairu ummah)

Jumat, 10 Juni 2011

Ringkasan Buku Sejarah Hidup Muhamma Oleh Dika Setiawan (20101010035)

A. Tentang buku Sejarah Hidup Muhammad

Judul Asli : Hayat Muhammad

Pengarang : Dr. Muhammad Husain Haekal, Ph.D.

Judul Terjemahan : Sejarah Hidup Muhammad

Penerjemah : Ali Audah

Penerbit : Cetakan pertama (1972) dan cetakan kedua (1974) dan

sampai pada cetakan ke sembilan oleh PT Tintamas

Indonesia Jakarta

Cetakan ke sepuluh sampai ke duapuluh (2002) diterbitkan

oleh PT Pustaka Litera Antar Nusa.

Tebal buku : 697 halaman

Dalam buku ini, terdapat beberapa urutan pembahasan dimulai dari kata perkenalan yang disampaikan oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar), sedangkan pengantar dalam buku yang berbahasa Indonesia disampaikan oleh HAMKA. kemudian dilanjutkan dengan Prakata oleh Muhammad Musain Haekal dan dilanjutkan dengan Pengantar cetakan kedua dan ketiga. kemudian dilanjutkan pada bagian pembahasan Inti yaitu

I. Arab Pra Islam

II. Mekah Ka'bah Dan Quraisy

III. Muhammad: Dari Kelahiran Sampai Perkawinannya

IV. Dari Perkawinan Sampai Masa Kerasulannya

V. Dari Masa Kerasulan Sampai Islamnya Umar

VI. Cerita Gharaniq

VlI. Perbuatan-Perbuatan Quraisy Yang Keji

VIII. Dari Pelanggaran Piagam Sampai Kepada Isra'

IX. Ikrar 'Aqaba

X. Hijrah

XI. Tahun Pertama Di Yathrib

XII. Satuan-Satuan Dan Bentrokan-Bentrokan Pertama

XIII. Perang Badr

XIV. Antara Badr Dan Uhud

XV. Perang Uhud

XVI. Pengaruh Uhud

XVII . Isteri-Isteri Nabi

XVIII. Perang Khandaq Banu Quraiza

XIX. Dari Dua Peperangan Ke Hudaibiya

XX. Perjanjian Hudaibiya

XXI. Khaibar Dan Utusan Kepada Raja-Raja

XXII. 'Umrat'l-Qadza

XXIII. Ekspedisi Mu'ta

XXIV. Pembebasan Mekah

XXV. Hunain Dan Ta'if

XXVI.Ibrahim Dan Isteri-Isteri Nabi
XXVII. Tabuk Dan Kematian Ibrahim

XXVIII. Tahun Perutusan

XXIX. Ibadah Haji Perpisahan

XXX. Sakit Dan Wafatnya Nabi

XXXI. Pemakaman Rasul

1. Kebudayaan Islam Seperti Dilukiskan Qur'an

2. Orientalis Dan Kebudayaan Islam

Sebuah penghargaan dan Terima kasih

Bibliografi

Indeks

Daftar ayat-ayat Al Qur’an

Peta dan Gambar

B. Ringkasan Isi Buku Sejarah Hidup Muhammad

1. Kelahiran Muhammad SAW sampai perkawinannya.

Nabi Muhammad dilahirkan oleh seorang Ibu yang bernama Aminah dan ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib, pada tahun gajah (570 M) tagal 12 Rabiul Awal.[1] Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim yang ditinggal oleh ayahnya waktu masih berada dalam kandungan. kemudian disusul oleh ibunya ketika usia muhammad mencapi sekitar 5 tahun[2] kemudian Muhammad tinggal bersama kakeknya selama 3 tahun karena pada usia 8 tahun kakek Muhammad wafat.[3] kemudian muhammad diasuh oleh pamanya yaitu Abu Thalib, yang pada usia 12 tahun Muhammad diajaknya pergi berdagang ke Syam.[4] Sebelum nikah dengan khotijah, Muhammad—yang terkenal dengan kejujurannya tidak pernah membohongi­­­—terlebih dahulu menjadi orang kepercayaannya untuk menjalankan perdagangannya, yang kemudian mendapatkan keuntungan yang banyak. waktu itu khotijah sangat gembira dengan apa yang telah dilakukan Muhammad.

Dalam waktu singkat saja kegembiraan Khadijah ini telah berubah menjadi rasa cinta, sehingga dia - yang sudah berusia empatpuluh tahun, dan yang sebelum itu telah menolak lamaran pemuka-pemuka dan pembesar-pembesar Quraisy - tertarik juga hatinya mengawini pemuda ini, yang tutur kata dan pandangan matanya telah menembusi kalbunya. Pernah ia membicarakan hal itu kepada saudaranya yang perempuan - kata sebuah sumber, atau dengan sahabatnya, Nufaisa bint Mun-ya - kata sumber lain. Nufaisa pergi menjajagi Muhammad seraya berkata: "Kenapa kau tidak mau kawin?" "Aku tidak punya apa-apa sebagai persiapan perkawinan," jawab Muhammad. "Kalau itu disediakan dan yang melamarmu itu cantik, berharta, terhormat dan memenuhi syarat, tidakkah akan kauterima?" "Siapa itu?" Nufaisa menjawab hanya dengan sepatah kata: "Khadijah." "Dengan cara bagaimana?" tanya Muhammad. Sebenarnya ia sendiri berkenan kepada Khadijah sekalipun hati kecilnya belum lagi memikirkan soal perkawinan, mengingat Khadijah sudah menolak permintaan hartawan-hartawan dan bangsawan-bangsawan Quraisy.

Setelah atas pertanyaan itu Nufaisa mengatakan: "Serahkan hal itu kepadaku," maka iapun menyatakan persetujuannya. Tak lama kemudian Khadijah menentukan waktunya yang kelak akan dihadiri oleh paman-paman Muhammad supaya dapat bertemu dengan keluarga Khadijah guna menentukan hari perkawinan. Kemudian perkawinan itu berlangsung dengan diwakili oleh paman Khadijah, Umar bin Asad, sebab Khuwailid ayahnya sudah meninggal sebelum Perang Fijar. Hal ini dengan sendirinya telah membantah apa yang biasa dikatakan, bahwa ayahnya ada tapi tidak menyetujui perkawinan itu dan bahwa Khadijah telah memberikan minuman keras sehingga ia mabuk dan dengan begitu perkawinannya dengan Muhammad kemudian dilangsungkan.

Di sinilah dimulainya lembaran baru dalam kehidupan Muhammad. Dimulainya kehidupan itu sebagai suami-isteri dan ibu-bapa, suami-isten yang harmonis dan sedap dari kedua belah pihak, dan sebagai ibu-bapa yang telah merasakan pedihnya kehilangan anak sebagaimana pernah dialami Muhammad yang telah kehilangan ibu-bapa semasa ia masih kecil.[5]

2. Dari Perkawinan Sampai Masa Kerasulannya

Dari perkawinannya itu ia beroleh beberapa orang anak, laki-laki dan perempuan. Kematian kedua anaknya, al-Qasim dan Abdullah at-Tahir at-Tayyib1 telah menimbulkan rasa duka yang dalam sekali. Anak-anak yang masih hidup semua perempuan. Bijaksana sekali ia terhadap manak-anaknya dan sangat lemah-lembut. Merekapun sangat setia dan hormat kepadanya.

Paras mukanya manis dan indah, Perawakannya sedang, tidak terlampau tinggi, juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang besar, berambut hitam sekali antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi-tepi putih matanya agak ke merah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat: pandangan matanya tajam, dengan bulu-mata yang hitam-pekat. Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebar sekali, berleher panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal.

Bila berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah cepat-cepat dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaan, membuat orang patuh kepadanya.[6]

Kecenderungan Muhammad yang suka menyendiri dan bertahannuth ke gua Hira di sepanjang bulan ramadhan tiap tahunnya, disana beliau merenungkan—untuk mencari kebenaran—tentang keadaan yang terjadi pada kaumnya. Sampai pada akhirnya dalam tahannuthnya Muhammad didatangi oleh malaikat jibril untuk menyampaikan wahyu kepada beliau pada tahun 610 M.

Tatkala ia sedang dalam keadaan tidur dalam gua itu, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca." Seterusnya malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya ..." (Qur'an 96:1-5)

Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya. Setelah rupa malaikat itu menghilang Muhammad pulang sudah berisi wahyu yang disampaikan kepadanya. Jantungnya berdenyut, hatinya berdebar-debar ketakutan. Dijumpainya Khadijah sambil ia berkata: "Selimuti aku!" Ia segera diselimuti. Tubuhnya menggigil seperti dalam demam.

Setelah rasa ketakutan itu berangsur reda dipandangnya isterinya dengan pandangan mata ingin mendapat kekuatan. "Khadijah, kenapa aku?" katanya. Kemudian diceritakannya apa yang telah dilihatnya, dan dinyatakannya rasa kekuatirannya akan teperdaya oleh kata hatinya atau akan jadi seperti juru nujum saja. Seperti juga ketika dalam suasana tahannuth dan dalam suasana ketakutannya akan kesurupan Khadijah yang penuh rasa kasih-sayang, adalah tempat ia melimpahkan rasa damai dan tenteram kedalam hati yang besar itu, hati yang sedang dalam kekuatiran dan dalam gelisah. Ia tidak memperlihatkan rasa kuatir atau rasa curiga. Bahkan dilihatnya ia dengan pandangan penuh hormat, seraya berkata: "O putera pamanku. Bergembiralah, dan tabahkan hatimu. Demi Dia Yang memegang hidup Khadijah, aku berharap kiranya engkau akan menjadi Nabi atas umat ini. Samasekali Allah takkan mencemoohkan kau; sebab engkaulah yang mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, kau yang mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar."[7]

3. Dari Masa Kerasulan Sampai Islamnya Umar

Muhammad diangkat oleh Allah menjadi Rasul pada usia 40 tahun. sejak masa itu pula Muhammad mulai menggencarkan da’wah kepada keluarganya maupun pada kaumnya—orang-orang Quraisyi—baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Seruan da’wah itu ditegaskan oleh Allah ketika turun wahyu yang kedua yaitu "Orang yang berselimut! Bangunlah dan sampaikan peringatan. Dan agungkan Tuhanmu. Pakaianmupun bersihkan. Dan hindarkan perbuatan dosa. Jangan kau memberi, karena ingin menerima lebih banyak. Dan demi Tuhanmu, tabahkan hatimu." (Qur'an 74:17).

Setelah mengetahui da’wah Muhammad, kaum Quraisyi sekarang mulai terancam eksistensinya. Karena paham-paham atau ajaran yang dibawa oleh Muhammad murapakan paham yang berbeda yang mereka percayai selama ini yang menurut pada paham atau ajaran nenek moyang yang mendewakan nasab atau keturunan, membiasakan berlaku aniaya, terbiasanya zina dan minum khomer dll. Maka dari itu jika ada orang yang ketahuan oleh orang kafir Quraisyi memeluk agama Islam maka tidak akan dibiarkanya hidup bebas, sebagai mana Bilal disiksa dan dipaksa melepaskan agamanya, sehingga di antara mereka—orang kafir Quraisyi—ada yang mencampakkan budaknya, Bilal, ke atas pasir di bawah terik matahari yang membakar, dadanya ditindih dengan batu dan akan dibiarkan mati. Soalnya karena ia teguh bertahan dalam Islam! Dalam kekerasan semacam itu Bilal hanya berkata: "Ahad, Ahad, Hanya Yang Tunggal!" Ia memikul semua siksaan itu demi agamanya.[8]

Karena perlakuan kafir Qurasiyi yang semakin menjadi-jadi kepada kaum muslimin, oleh Muhammad orang-orang yang sudah memeluk Islam dianjurkan untuk hijrah ke Abisinia—hijrah inilah yang merupakan hijrah pertama bagi kaum muslimin—tetapi tidak dalam jumlah yang besar hanya sebagaian.[9]

Kaum muslim, mulai mendapatkan kekuatan baru dengan masuknya Umar Ibn’l Khattab, yang terkenal sebagai pemuda yang gagah perkasa, berusia antara tigapuluh dan tigapuluh lima tahun. Tubuhnya kuat dan tegap, penuh emosi dan cepat naik darah. Kesenangannya foya-foya dan minum-minuman keras. Tetapi terhadap keluarga ia bijaksana dan lemah-lembut. Dari kalangan Quraisyi dialah yang paling keras memusuhi kaum Muslimin. Dengan ini terjawab pula do’a Muhammad untuk memasukan antara Umar dan Abu Jahl kedalam Islam sehingga Umarlah yang dikehendaki oleh Allah.

4. Hijrah

Rencana pembunuhan yang akan dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisyi kepada Muhammad, menyebabkan Muhammad bersegera untuk berhijrah ke madinah menyusul sebagaian kaum muslimin yang sudah berangkat terlebih dahulu. bersama sahabatnya Abu Bakar, Muhammad menyusun setrategi untuk mengindar dari rencana pembunuhan yang direncanakan oleh orang-orang kafir Quraisyi, dengan memerintah Ali supaya tidur ditempat tidurnya. sampai pada suatu ketika orang-orang kafir Quraisyi akan membunuh Muhammad ternyata tetapi malah justru Ali yang dijumpainya, sedang Muhammad dan sahabatnya berhasil menghindar dari kepungan untuk hijrah, sampai akhirnya keduanya bisa bersembunyi di gua tsur karena jejak mereka terbaca oleh kaum kafir Qurasiysi yang kemudian mereka mengejarnya.

Sampainya di madinah Muhammad menyusun kekuatan untuk melawan keganasan kaum kafir Quraisyi yang semakin menjadi-jadi. langlah awal yang dilakukan oleh Muhammad yaitu dengan mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan anshor.[10]

5. Antara Badr Dan Uhud

Pada waktu terjadinya perang badr jumlah kekautan atau pasukan kaum muslimin adalah sekitar 300 pasukan yang berhadapan dengan pasukan kafir Quraisyi yang berjumlah sekitar 1000 personel, yang pada akhiranya bisa dimenangkan oleh pihak muslimin. perang badar ini terjadi pada hari jum’at 17 ramadhan. Sedang pada perang uhud, kekalahan menimpa pada kaum muslilim akibat tidak patuhnya para pasukan memanah terhadap perintah Muhammad sehingga menyebabkan pasukan kafir yang waktu itu dipimpin oleh Kholid bin Walid, menguasai area yang ditempati oleh pasukan pemanah.

6. Pembebasan Mekah

Hari demi hari jumlah kaum muslimin semakin bertambah disertai dengan dominasi pengaruh dan peran kaum muslimin yang juga meningkat. kondisi seperti ini yang menyebabkan Muhammad berniat untuk melaksanakan ibadah haji di makah tanpa harus melakukan peperangan. dengan pasukan yang serba putih, kaum muslimin memasuki mekah tanpa membawa senjata perang, hal ini juga ditanggapi oleh sebagain kafir Quraisyi dengan tenang pula sehingga tidak terjadi peperangan. dan akhirnya Muhammad bisa merealisasikan mimpinya untuk memesuki mekah melakukan ibadah haji tanpa menumpahkan darah. sesampinya di makah Muhammad membersikah berhala-berhala berupa patung-patung yang menghiasi ka’bah dengan menghancurkanya.[11]

7. Sakit Dan Wafatnya Nabi

Setelah umat Islam kian banyak pemeluknya sampai merambah kebelahan bumi setelah dari perjuanagn yang sangat besar dan melelahkan akhiranya umat Islam disa meraih hasilnya. dengan berkembangnya umat Islam berarti tugas Rasulullah Muhammad sudah selesai. ketika orang-orang mulai berbondong-bondong memasuki agama Islam dan kemenanagan telah diperoleh maka tinggal menunggu waktu perpisahan antara umat Islam pada waktu itu dengan Nabinya Muhammad. sakit keras yang menimpa yang menyebabkan Muhammad berpulang kehadirat Allah meningggalkan kaumnya yang sudah menang diatas muka bumi..

C. Kelebihan dan Kekurangan Menurut Penulis

Kelebihan

1. dikisahkan dengan rinci

2. tercantumnya peta dan gambar yang lebih memudahkan pembaca untuk membayangkanya atau mengimajinasikannya.

Kekurangan

1. pembahasannya menjabar panjang lebar sampai pada persoalan yang harusnya bisa dibukukan secara terpisah seperti contoh pembahasan untuk bantahan kaum orientalis terhadap hidup Nabi

 



[1] hal. 49.

[2] hal. 53.

[3] hal. 55.

[4] hal. 56.

[5] hal. 64-65.

[6] hal. 66-67.

[7] hal. 79-81.

[8] hal. 99.

[9] hal. 105.

[10] hal. 197.

[11] hal. 465.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar